Tulisan Lontara

Tulisan Bugis-Makasar (Bugis-Makasar: ᨒᨚᨈᨑ) ialah sistem tulisan dipakai masyarakat suku-suku Bugis dan Makassar masing-masing menulis bahasa Bugis dan bahasa Makassar. Ia juga pekembangannya juga digunakan di wilayah lain yang mendapat pengaruh Bugis-Makassar seperti Bima di Sumbawa timur dan Ende di Flores dengan tambahan atau modifikasi.[1] Aksara ini merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi.[2] Aksara Lontara aktif digunakan sebagai tulisan sehari-hari maupun sastra Sulawesi Selatan setidaknya sejak abad 16 M hingga awal abad 20 M sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan dengan huruf Rumi. Aksara ini masih diajarkan di Sulawesi Selatan sebagai sebahagian daripada ajaran setempat, namun dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan harian.Sistem tulisan ini berjenis abugida yang terdiri dari 23 huruf dasar. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan merwakili satu suku kata dengan vokal inheren /a/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Arah penulisan aksara Lontara adalah kiri ke kanan. Secara tradisionalnya, aksara ini ditulis tanpa dijarakkan (scriptio continua) dengan tanda baca yang minimal. Suku kata mati, atau suku kata yang diakhiri dengan konsonan, tidak ditulis dalam aksara Lontara, sehingga teks Lontara secara inheren dapat memiliki banyak kerancuan kata yang hanya dapat dibedakan dengan konteks.

Rujukan

WikiPedia: Tulisan Lontara http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/32/dari_huruf_lo... http://groups.google.com/group/aksara-salman http://www.unicode.org/charts/PDF/U1A00.pdf http://www.omniglot.com/writing/lontara.htm http://code.google.com/p/aksara-nusantara/wiki/Lon... http://niariot87.googlepages.com/ https://bennylin.github.io/transliterasi/bugis.htm... http://journals.linguisticsociety.org/proceedings/... https://books.google.co.id/books/about/Malay_Seals... https://blogs.bl.uk/asian-and-african/2015/01/the-...